Beranda | Artikel
Semoga Allah Menyayangi Orang yang Mudah Syaikh Ashim al-Qaryuti #NasehatUlama
Rabu, 1 Februari 2023

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam Sahih-nya dari Jabir bin Abdullah–semoga Allah meridainya–
bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Semoga Allah merahmati seseorang yang mudah
dalam menjual, membeli, dan menuntut haknya.”

Dalam hadis ini terdapat bimbingan dari Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi wa Sallam
untuk bersikap asih, lembut, mudah, dan enteng
dalam aktivitasnya menjual, membeli, dan menuntut,
yakni menuntut sesuatu yang menjadi haknya,

karena berkasih sayang sesama hamba
adalah salah satu sebab turunnya rahmat Allah ʿAzza wa Jalla,
karena balasan akan setimpal dengan perbuatan.

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa ada seseorang yang gemar meringankan (tagihan) orang yang lapang
dan menangguhkan (tagihan) orang yang tidak mampu, yang kemudian menjadi sebab
di antara sebab-sebab hingga Allah ʿAzza wa Jalla Berfirman,

“Aku lebih berhak melakukan ini daripada dia,
maka maafkan hamba-Ku ini.”

Hal ini selaras dengan firman Allah ʿAzza wa Jalla,

“Dan jika (orang yang berutang) sedang dalam kesulitan,
maka berilah tenggang waktu hingga dia lapang,
tapi jika kamu menyedekahkannya, itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 280)

Yakni, dengan Anda merelakan semua atau sebagian dari piutang tersebut.
Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam sendiri mengajarkan untuk bersikap mudah.

Inilah kenapa ketika beliau pernah berutang seekor unta yang sudah berumur
dan pemiliknya menagih kepada beliau Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
piutang yang menjadi haknya, beliau lantas memerintahkan para sahabatnya,

“Carikan yang umurnya segitu,” maksudnya yang usianya sama dengannya,
namun mereka tidak mendapatkan kecuali yang lebih tua usianya.

Orang itu lalu datang kepada Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam lalu berkata,
“Anda telah menepati janji denganku, ….”

Dia berkata, “Anda telah menepati janji denganku, semoga Allah Menepati janji dengan Anda.”
Kemudian beliau Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang terbaik dalam melunasi hutang.”
Oleh karena itu, kita hendaknya bersikap enteng
antar sesama dalam urusan muamalah kita.

Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa dalam jual beli
tidak boleh ada tawar menawar,

atau yang biasanya disebut dengan negosiasi atau berunding masalah harga,
tapi harus bersikap gampang, lembut, dan santun
ketika menuntut keinginannya. Semoga Allah memberi taufik.

====

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

رَوَى الْبُخَارِيُّ فِي صَحِيحِهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

رَحِمَ اللهُ رَجُلًا سَمْحًا

إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى

هَذَا الْحَدِيثُ فِيهِ إِرْشَادٌ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

إِلَى الرِّفْقِ وَاللِّينِ وَالسُّهُولَةِ وَالتَّسَاهُلِ

فِي التَّعَامُلِ فِي الْبَيْعِ وَالشِّرَاءِ وَالْمُقَاضَاةِ

وَهِيَ الْمُطَالَبَةُ بِالْحُقُوقِ

إِذِ الرَّحْمَةُ بَيْنَ الْعِبَادِ

سَبَبٌ مِنْ أَسْبَابِ رَحْمَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

إِذِ الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ

رَوَى الْبُخَارِيُّ أَنَّ رَجُلًا كَانَ يُيَسِّرُ عَلَى الْمُوسِرِ

وَيُنْظِرُ الْمُعْسِرَ ثُمَّ كَانَ هَذَا سَبَبًا

مِنَ الْأَسْبَابِ الَّتِي قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

أَنَا أَحقُّ بِذَلِكَ مِنْهُ

تَجاوَزُوا عَنْ عَبْدِي

وَهَذَا مُوَافِقٌ لِقَوْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ

فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ

وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

أَيْ تَعْفُو عَنِ الْمَالِ كُلِّهِ أَوْ عَنْ بَعْضِهِ

وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ مِنْ هَدْيِهِ التَّسَامُحُ

وَلِذَا كَانَ قَدِ اسْتَلَفَ إِبِلًا ذَاتَ السِّنِّ

فَجَاءَ صَاحِبُهَا يُقَاضِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

بِمَا لَهُ مِنْ دَينٍ فَقَالَ لِصَحَابَتِهِ

انْظُرُوا لَهُ سِنًّا أَيْ مُوَافِقَةً لِذَلِكَ السِّنِّ

فَلَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَكْبَرَ مِنْهَا

فَجَاءَ إِلَى النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلامُ فَقَالَ لَهُ

أَوْفَيْتَنِي

فَقَالَ لَهُ: أَوْفَيْتَنِي أَوْفَى اللهُ بِكَ

فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً

حَرِيٌّ بِنَا أَنْ نَتَسَامَحَ

فِيمَا بَيْنَنَا فِي تَعَامُلَاتِنَا

وَهَذَا لَا يَعْنِي فِي الْبَيْعِ وَالشِّرَاءِ

أَلَّا يَحْصُلَ التَّمَاكُسُ

أَوْ مَا يُسَمَّى بِالْمُكَاسَرَةِ أَوِ الْمُفَاصَلَةِ عَلَى السِّعْرِ

وَلَكِنْ مَعَ التَّسَامُحِ وَاللِّينِ وَالْخُضُوعِ

إِلَى الطَّلَبِ بَعْدَ ذَلِكَ وَاللهُ الْمُوَفِّقُ


Artikel asli: https://nasehat.net/semoga-allah-menyayangi-orang-yang-mudah-syaikh-ashim-al-qaryuti-nasehatulama/